Dalam konteks teknologi informatika,
multimedia dipandang sebagai revolusi ketiga, setelah automatisasi
(komputasi) dan internet (networking). Automatisasi memudahkan manusia
melakukan pekerjaan rutin dan berat secara fisik. Kemampuan dan
kecepatan memproses data digital menjadikan komputer sebagai bagian dari
kehidupan dan budaya masyarakat modern. Internet memperkaya sumber daya
informasi, sehingga interaksi dan kualitas keputusan dalam hidup
menjadi lebih cerdas. Multimedia mampu menginteraksikan unsur estetika
yang memungkinkan keterlibatan ekspresi diri ke dalam teknologi digital
dalam bentuk audio visual, dan dalam hal ini Desain Komunikasi Visual
(DKV) berfungsi sebagai integrator dalam hal bertatap muka dengan
khalayak sasarannya. Secara operasional, DKV dapat dimanfaatkan untuk
menciptakan strategi penyajian konten dalam teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) agar lebih mudah dicerna (informative), menarik
(interesting), dan merayu (persuasive) bagi penggunanya.
Bagaimanakah implementasi DKV dalam pengembangan multimedia pembelajaran?
Multimedia pembelajaran
baik Media Presentasi maupun Media Belajar Mandiri menyajikan elemen
desain yang tidak dimiliki oleh media konvensional, yakni gerak (animasi
dan video), suara (narasi, dialog, dan efek suara). Multimedia
diharapkan mampu mengkomunikasikan topic mata pelajaran secara lebih
komunikatif dan menarik. Untuk itu dalam membuat/mengembangkan
multimedia pembelajaran perlu memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Komunikatif (visualisasi mendukung materi ajar agar mudah dicerna oleh siswa)
- Pelajari pesan yang akan disampaikan secara mendalam.
- Pelajari kebiasaaan dan hala-hal yang diminati/disukai oleh sasaran yang berkaitan dengan hal visual (ikon, tanda, gambar dan elemen visual lain).
- Olah pesan verbal menjadi pesan visual dengan memperhatikan tanda-tanda visual yang mudah dan nyaman dilihat dan dibaca.
- Buat dengan sederhana dan menarik.
- Perbanyak gambar (animasi) yang relevan untuk setiap item bahasan.
2. Kreatif (visualisasi disajikan secara unik dan tidak klise/sering digunakan)
- Rancangan elemen desain grafis (obyek, warna, huruf dan lay-out) dibuat secara orisinil/baru.
- Penjelasan pesan informasi disusun secara sistematis (runut) sehingga tata alir dan alurnya lancar.
- Dukung dengan navigasi dan tata letak yang luwes tanpa mengabaikan kaidah komunikasi dan keindahan (fleksibel).
3. Sederhana (visualisasi tidak rumit agar tidak mengurangi kejelasan materi ajar dan mudah diingat)
- Gunakan grid sebagai alat bantu mengatur tata letak elemen desain.
- Gunakan secara tepat dan minimal dari pilihan elemen desain grafis (obyek, huruf, serta panduan kunci warna (color key), struktur tata letak maupun penggunaan gerak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar